Mengenal Lebih Dekat Tentang Apa Itu AIDA – AIDA merupakan sebuah rumus yang mana bisa Anda gunakan sebagai pedoman ketika sedang mempromosikan suatu produk. Rumus ini akan sangat membantu Anda dalam memandu upaya peningkatan atas penjualan, muali dari menarik perhatian dari para calon konsumen, hingga mengajak calon konsumen ini untuk membeli.
Nah, bagi Anda yang masih awam dengan rumus AIDA ini, maka simak saja penjelasannya berikut ini.
Pengertian: Apa itu AIDA ?

AIDA merupakan sebuah akronim dari attention, interest, ada juga desire, dan terakhir adalah action. Penggunaan rumus AIDA ini memang sering digunakan dalam menjalankan content marketing. Contohnya adalah ketika Anda sedang menulis copy pada sebuah iklan atau bisa juga membuat artikel pada sebuah blog.
Nah, keempat dari istilah yang terkandung dalam rumus AIDA inilah yang kemudian dapat menunjukkan tahapan dalam mendapatkan konsumen baru. Jika rumus ini Anda lakukan dengan tepat, maka AIDA pun bisa membantu Anda dalam meningkatkan penjualan dari porduk Anda tersebut.
Pertama, attention dapat Anda gunakan untuk menarik perhatian dari para calon konsumen terhadap produk yang sedang Anda tawarkan. Kedua, interest ini akan membahas semua permasalahan dari para calon konsumen untuk kemudian menarik minatnya.
Ketiga, desire disini bertugas untuk menawarkan produk yang Anda jual sebagai salah satu solusinya. Dan terakhir adalah action dimana fungsinya akan mengajak para calon konsumen untuk melakukan pembelian. Baca juga tentang Strategi Video Marketing Untuk Pemasaran Produk Anda.
Pada intinya, rumus AIDA ini merupakan sebuah pedoman yang bisa Anda gunakan untuk menjalin hubungan dengan para calon konsumen hingga menjadi seorang konsumen. Rumus ini sendiri ternyata sudah cukup sering digunakan dalam sebuah strategi pemasaran yang cukup efektif.
Penerapan AIDA
Cara menerapkan konsep AIDA ini cukup sederhana, yakni dengan Anda cukup ikuti saja keempat tahapan yang sudah dijelaskan sebelumnya secara berurutan. Akan tetapi, Anda pun juga harus memahami terlebih dahulu apa yang memang seharusnya Anda lakukan pada setiap tahapannya.
Attention
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menarik perhatian dari para calon konsumen terlebih dahulu. Dimana para calon konsumen ini harus mengetahui bahwa brand dan produk yang Anda tawarkan itu jelas adanya.
Caranya adalah cukup Anda membuat sebuah konten yang berisikan penjelasan seputar produk sehingga mampu mengundang perhatian dari para calon konsumen ini. Namun, bagaimana jika konten yang Anda buat tersebut malah mengundang perhatian dari orang yang tidak relevan dengan brand yang sedang Anda tawarkan?
Jika memang begitu yang terjadi, maka Anda pun harus mengetahui terlebih dahulu siapa saja yang memang ingin Anda undang perhatiannya. Dalam hal ini, Anda bisa melakukan proses identifikasi calon pembeli berdasarkan karakteristik dari target pasar Anda.
Dengan mengetahui siapa saja yang akan Anda jadikan target pasar dan apa saja minatnya, maka Anda pun akan mengetahui bagaimana cara menarik perhatian para calon konsumen tersebut untuk kemudian berminat dan membeli produk yang sedang Anda tawarkan tersebut.
Interest
Langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan dalam penerapan AIDA setelah Anda berhasil mendapatkan perhatian dari calon konsumen adalah dengan menarik minatnya. Namun, dalam penerapannya Anda perlu memastikan terlebih dahulu apa permasalahan yang dialami oleh target pasar Anda tersebut.
Dengan membahas masalah apa saja yang dialami oleh para calon konsumen ini, maka brand Anda pun akan memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh para calon konsumen. Dan tentunya hal ini akan sangat menarik minat para calon konsumen tersebut.
Pada tahapan ini, maka Anda harus bisa menarik minat dari calon konsumen dengan mengidentifikasi masalah yang dialami, kemudian mulai membahasnya pada konten yang Anda buat.
Desire
Setelah para calon konsumen ini sadar akan masalah yang tengah dihadapi, maka Anda pun bisa mengambil kesempatan ini untuk menawarkan produk yang tengah Anda jual sebagai salah satu solusinya.
Meskipun memang terdengar mudah untuk dilakukan, namun Anda tidak boleh melakukannya secara terburu-buru. Pastikan terlebih dahulu bahwa tujuan utama Anda dalam menggunakan AIDA ini adalah untuk menawarkan solusi, dan bukan untuk menjual sebuah produk terlebih dahulu.
Dengan kata lain, Anda diharuskan untuk tetap fokus pada manfaatnya, dan bukan pada fitur yang akan diberikan. Hal ini sangatlah penting untuk Anda pahami, karena motif Anda pun bisa mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh calon konsumen.
Penawaran yang dilakukan dengan terfokus pada fitur jelas hanya akan menjelaskan isi dari produk tersebut saja. Jika memang calon konsumen tidak familiar dengan fitur-fitur yang ada pada produk tersebut, maka tentu saja calon konsumen ini tidak akan paham dengan manfaat apa yang ditawarkan oleh produk tersebut.
Akan sangat lain ceritanya jika bentuk penawaran yang Anda lakukan lebih berfokus pada manfaat dari produk yang sedang Anda tawarkan. Calon konsumen pun bisa langsung mengerti apa alasan seseorang membutuhkan produk tersebut. Para calon konsumen ini juga telah mengetahui secara jelas manfaat yang ditawarkan dari produk Anda tersebut.
Oleh karena itu, selalu jelaskan terlebih dahulu apa saja manfaat dari setiap fitur yang Anda tawarkan dalam produk yang Anda jual. Dengan begitu, maka para calon konsumen pun akan mengetahui apakah produk tersebut memang bisa menjadi salah satu solusi atas permasalahan yang sedang dialami.
Action
Tahapan terakhir dari AIDA adalah action. Dimana jika Anda sudah sampai pada tahap ini, maka itu artinya Anda sudah berhasil dalam membuat calon konsumen tertarik pada produk yang sedang Anda tawarkan tersebut.
Namun, hal ini belum cukup sampai disini saja. Dimana Anda juga perlu mengarahkan para calon konsumen tersebut untuk melakukan pembelian atas produk yang sedang Anda tawarkan. Calon konsumen yang memang sudah tertarik terhadap konten yang Anda buat di tahap sebelumnya, maka perlu diarahkan lagi kemana harus membeli produk tersebut.
Ketika Anda mulai menerapkan action ini, maka Anda juga harus memanfaatkan call-to-action, yakni suatu kalimat ajakan yang memang akan mengarahkan calon konsumen untuk melakukan sesuatu.
Namun ingatlah juga bahwa tidak semua calon konsumen yang tertarik akan membeli produk Anda sekarang juga. Akan masih ada kemungkinan bahwa para calon konsumen ini menunda pembelian dan pada akhirnya tidak jadi membeli produk Anda tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut terjadi, maka Anda bisa mencoba menawarkan promo terbatas yang tentunya akan semakin menarik minat para calon konsumen untuk membeli produk Anda tersebut dengan menggunakan rumus AIDA.
Nah, untuk memudahkan para penonton dalam mendapatkan informasi lebih lengkap, hingga melakukan proses pembelian secara langsung, maka jangan lupa untuk mengarahkannya mengunjungi website resmi dari produk yang Anda jual tersebut.
Sejarah AIDA
Ketika seorang pengusaha asal Amerika bernama E. St. Elmo Lewis memperkenalkan model AIDA ini di tahun 1898, maka banyak pebisnis yang menggunakannya untuk menangani optimalisasi panggilan penjualan. Secara khusus, metode ini akan mengacu pada bentuk interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli terkait dengan produk yang dimaksud.
Lewis sendiri menganggap metode ini sebagai pelopor dalam hal penggunaan metode ilmiah untuk merancang proses periklanan sekaligus proses penjualan. Pada saat yang sama, akan sangat penting bagi Lewis untuk melihat iklan sebagai sebuah jenis pelatihan yang akan membantu dalam menerima segala manfaat.
Seperti halnya yang terjadi pada kepala pemasaran di berbagai perusahaan dan organisasi yang memang disarankan untuk menggunakan konsep AIDA sebagai sebuah periklanan. Tentunya, berbagai jenis pengetahuan dalam bentuk publikasi, baik dalam bentuk tertulis maupun seminar yang dilakukan di berbagai universitas AS.
Model dari AIDA ini dapat dianggap sebagai sebuah warisan. Dimana formulanya masih digunakan hingga lebih dari 100 tahun setelah kemunculannya yang pertama kali di tahun 1898 silam.
Kelemahan AIDA
Kekurangan paling utama dalam penerapan strategi AIDA jika dibandingkan dengan strategi pemasaran marketing funnel dan hierarkis lainnya adalah adanya kekurangan pada efek setelah pembelian.
Dalam hal ini, arti dari efek setelah pembelian adalah bentuk kepuasan dari pelanggan, pembelian secara berulang, dan memberikan rekomendasi pada orang lain maupun memberikan testimoni tertentu.
Selain itu, strategi pemasaran secara linier seperti ini juga akan memberikan ketergantungan yang cukup erat pada urutan hierarkinya. Dalam sebuah studi empiris menjelaskan bahwa yang seperti ini merupakan strategi marketing yang buruk dalam memprediksi perilaku dari konsumen.
Varian dari AIDA Marketing
Untuk bisa menutupi sekaligus memperbaiki kekurangan yang dimiliki oleh AIDA marketing ini, maka Anda perlu membuat beberapa modifikasi atau dengan memperluas model dari AIDA marketing ini sendiri.
Beberapa diantaranya seperti menambahkan tahapan setelah proses pembelian dilakukan, sedangkan untuk varian lainnya adalah dengan menampilkan adaptasi lain yang dibuat untuk mengakomodasi peran atas media terbaru, dan sangat interaktif seperti halnya media sosial dan brand community.
Varian lain dari AIDA marketing ini adalah hierarchy of effect, McGuire’s model, modified AIDA model, AIDAS model, dan AISDALSLove model. Yang mana keseluruhan varian ini memiliki nilai masing-masing.
Aplikasi AIDA
Model AIDA saat ini memang telah banyak membentuk pandangan atas strategi pemasaran dan penjualan yang sudah berjalan selama lebih dari 100 tahun lamanya. Rumus ini juga tentunya masih bisa Anda temukan pada buku teks pemasaran standar yang berlaku saat ini.
Namun sayangnya, diluar hal itu AIDA juga dapat Anda gunakan untuk merencanakan sekaligus menganalisis efektivitas dari kampanye marketing ini. Selain itu juga, model AIDA ini masih tetap bisa memberikan informasi berharga untuk proses analisis kasar yang dilakukan dalam pesan iklan.
Manfaat dari formula sederhana ini tentunya dapat Anda temukan dalam kesederhanaan sekaligus adanya kemungkinan atas penerapan yang jauh lebih fleksibel di berbagai bidang, selain dengan bidang penjualan yang berbasis toko maupun stasioner.
Oleh karena itu, Anda juga bisa memeriksa tingkat efektifitas atas formula AIDA ini pada bidang e-commerce dengan melakukan proses analisis terlebih dahulu atas presentasi produk dari toko online dalam hal menerapkan empat aspek dari rumus AIDA yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Saran Atas Konsep AIDA
Untuk jangka waktu yang cukup lama, maka bisa dikatakan bahwa model AIDA ini bisa dipandang sebagai sebuah teladan dalam proses penjualan yang terbilang sukses dilakukan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu banyak pihak yang menyepakati bahwa dengan menggunakan model penjualan linier secara murni ini saja tidak lagi cocok jika dilakukan dalam proses penjualan bersistem modern.
Misalnya saja dengan tingkat emosi yang sering dibahas dalam iklan dan sudah diakui oleh banyak psikolog iklan sebagai sebuah dasar yang tidak berperan serta dalam rumus AIDA tersebut.
Langkah dalam perencanaan sebelumnya pun seperti penargetan juga akan otomatis menghilang. Hal ini termasuk dengan pertimbangan yang dilakukan pada latar belakang sosio-demografis. Selain itu, model AIDA ini juga tidak bisa diperhitungkan, dimana titik penjualan yang dilakukan secara berbeda ini ada.
Perencanaan atas penjualan terhadap para calon pelanggan yang mengunjungi toko online pun akan sangat berbeda dengan pelanggan baru yang hanya ingin mencari tahu tentang produk baru dari sebuah toko.
Tidak hanya itu, ternyata ada juga model DAGMAR yang muncul sekitar tahun 1961 dimana usianya pun sudah lebih dari 50 tahun. Ketika proses pengiklanan dilakukan dan bekerja dengan menggunakan model AIDA, maka Anda pun harus selalu menyadari akan beberapa fakta.
Fakta tersebut menjelaskan bahwa pada model ini fase yang terjadi tidak bisa mewakili semua aspek individual dari proses pembelian maupun proses dari dampak iklan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Namun, karya dari Lewis ini sangatlah penting untuk Anda coba dalam menjalankan sebuah upaya pemasaran atas produk yang tengah Anda tawarkan kepada target pasar. Model AIDA ini juga merupakan model pertama yang bisa digunakan untuk menyajikan proses penjualan sebagai model fase. Selain itu, model AIDA ini juga menjadi dasar bagi periklanan modern.
Demikianlah pembahasan yang bisa Anda simak terkait dengan model AIDA untuk penjualan ini. Beberapa poin yang harus Anda garis bawahi dalam melakukan sebuah strategi marketing adalah dimana Anda harus bersikap sangat ramah terhadap adanya perubahan apapun yang terjadi.
Dimana saat ini sudah banyak sekali orang yang beralih dan menggunakan internet sebagai media pemasarannya. Hal ini tentunya dapat membuat sebuah bisnis mendapatkan laba yang lebih besar dari pada pemasaran konvensional yang biasa dilakukan.