Apa itu Soft Selling?
Soft selling adalah teknik penjualan yang bersifat persuasif dan tidak menekan konsumen. Sesuai dengan namanya, soft selling berfokus pada penggunaan bahasa yang santai dan ramah dalam menawarkan produk. Pada teknik ini produk tidak ditawarkan secara langsung, melainkan “membujuk” konsumen secara halus.

Mengapa Perlu Soft Selling?
Promosi besar-besaran, diskon cuma-cuma, “beli sekarang”, merupakan hal yang sering ditemukan dalam penawaran suatu produk. Namun hal tersebut terkadang membuat konsumen merasa terganggu dan terkesan memaksa.
Soft selling lebih menekankan pada manfaat dan nilai-nilai dalam produk. Tujuannya adalah untuk menarik emosi konsumen agar tertarik pada produk yang ditawarkan. Hal ini dilakukan secara persuasif dengan komunikasi dan percakapan yang santai sehingga konsumen dapat tertarik dengan produk tanpa merasa dipaksa. Baca juga artikel tentang Strategi Meningkatkan Penjualan Online dan Offline
Kelebihan dan Kekurangan Soft Selling
Kelebihan soft selling adalah teknik penjualan ini dianggap tidak mengganggu kenyamanan konsumen. Soft selling juga dapat memberikan dampak jangka panjang karena teknik ini dapat menumbuhkan loyalitas konsumen. Dengan kata lain, soft selling merupakan teknik penjualan untuk menarik pelanggan tetap.
Kekurangan soft selling adalah kecilnya kemungkinan untuk dalam waktu singkat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, soft selling bertujuan untuk mempengaruhi konsumen secara perlahan.
Prinsip-Prinsip dalam Soft Selling
Konsumen adalah teman
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan soft selling adalah kedekatan dengan konsumen. Lakukan percakapan yang santai, tanpa langsung menyinggung masalah produk. Proses ini disebut juga dengan membangun rapport. Pada proses ini kedua belah pihak akan merasa akrab dan menumbuhkan rasa saling percaya. Bangun siatuasi agar konsumen merasa melakukan percakapan dengan teman. Mulailah percakapan dengan membahas hal-hal ringan seperti aktivitas sehari-hari, hobi, makanan kesukaan atau rencana liburan.
Menjadi pendengar yang baik
Teknik soft selling membutuhkan kemampuan mendengar aktif. Mendengarkan secara aktif artinya benar-benar memahami makna dari hal yang disampaikan lawan bicara. Hal ini melibatkan empat sebagai pendengar yang baik. Mendengar aktif dapat ditunjukkan dengan bahasa tubuh fokus pada lawan bicara, mengangguk, dan jika perlu melakukan pengulangan atau klarifikasi kembali mengenai hal yang disampaikan oleh lawan bicara. Pada soft selling hal ini bertujuan untuk membuat konsumen merasa nyaman.
Fokus pada nilai tambah produk
Soft selling berfokus pada nilai tambah dan prospek kedepannya dari produk tersebut. Jika perlu sajikan testimoni maupun data-data faktual terkait produk untuk meyakinkan konsumen. Sehingga konsumen bukan hanya mendengarkan janji dan omong kosong yang belum tentu kebenarannya.
Tidak memaksa
Tidak memaksa konsumen merupakan kunci utama dari teknik penjualan soft selling. Setelah seluruh informasi terkait produk sudah tersampaikan kepada konsumen, berikan konsumen waktu untuk memutuskan. Tidak perlu memberikan batas waktu, karena hanya akan memberikan tekanan kepada konsumen.
Cara Melakukan Soft Selling di Media Sosial
Bagi usaha kecil atau usaha yang baru dirintis, teknik soft selling dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan prospek penjualan. Dari pada memberikan promosi atau diskon secara cuma-cuma, menebarkan nilai positif ke pasaran akan memerlukan lebih sedikit modal. Platform utama yang dapat dimanfaatkan adalah media sosial. Melakukan promosi di media sosial saat ini dinilai lebih efektif karena digitalisasi masyarakat yang semakin meningkat.
Berikut adalah tips-tips melakukan soft selling di media sosial,
- Tentukan target pasar yang sesuai
Pelajari produk yang akan dipromosikan, dan tentukan segmen pasar yang ingin dituju, apakah laki-kali, perempuan, remaja, dewasa, berdasarkan masyarakat di lokasi-lokasi tertentu. Fitur ini juga telah disediakan dalam media sosial, sehingga promosi produk dapat mencapai target pasar yang sesuai.
- Gunakan sedikit kalimat, maksimalkan gambar
Gunakan narasi singkat dan sederhana yang dapat mendeskripsikan kelebihan produk secara tidak langsung. Dari pada menggunakan kata-kata promosi secara berlebihan, lebih baik gunakan gambar yang dapat memberikan ilustrasi mengenai produk. Bagaimanapun visual akan lebih menarik dan mudah diingat dibandingkan dengan kata-kata. Contohnya saja produk makanan, gambar makanan yang terlihat enak akan lebih menarik dan dapat mendeskripsikan produk tersebut secara menyeluruh.
- Isi media sosial dengan konten berkualitas
Konten yang berkualitas bukan hanya sekedar memberikan tampilan visual produk dengan baik di media sosial. Tambahkan konten-konten lain seperti tips-tips, informasi bermanfaat yang berhubungan dengan produk, atau postingan untuk meningkatkan interaksi dengan konsumen. Contohnya produk kamera, selain menampilkan katalog produk tambahkan postingan mengenai tips-tips fotografi, cara merawat kamera, informasi mengenai lensa kamera, tanya jawab mengenai kamera idalam konsumen, dll.
- Jadilah admin yang aktif
Selain konten yang menarik, admin media sosial suatu produk haruslah aktif dalam membangun hubungan dengan konsumen. Lakukan interaksi dengan konsumen melalui postingan di kolom komentar atau kotak pesan. Hal ini akan memberikan kesan yang baik dan membuat konsumen merasa dihargai. Tentu kedepannya konsumen akan tau dimana mereka akan mencari sebuah produk.
Itu tadi penjelasan mengenai soft selling, prinsip-prinsipnya serta tips melakukan soft selling dalam penjualan produk. Dapat disimpulkan selain kemampuan marketing, soft selling juga memerlukan pengetahuan tentang produk secara menyeluruh serta membutuhkan kesabaran yang ekstra demi meraih prospek pasar yang besar kedepannya.