Close Menu
  • Marketing Umum
  • SEO
  • Social Media Marketing
  • Paid Marketing
  • B2B Marketing
Facebook X (Twitter) Instagram
Habib HidayatHabib Hidayat
  • Kerjasama
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Peta Situs
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
  • Marketing Umum
  • SEO
  • Social Media Marketing
  • Paid Marketing
  • B2B Marketing
Habib HidayatHabib Hidayat
Home»Marketing Umum
Marketing Umum

Strategi Digital Marketing untuk Meningkatkan Penjualan

Habib HidayatMaret 27, 2020
Strategi Digital Marketing untuk Meningkatkan Penjualan
Strategi Digital Marketing untuk Meningkatkan Penjualan

Teman-teman marketer, siapa sih yang nggak mau jualan laris manis tiap bulan? Apalagi sekarang dunia udah serba digital—semua orang pegang HP, scroll social media, buka Google, dan belanja online. Tapi faktanya, banyak banget bisnis yang udah “go online” tapi tetap struggling buat dapetin penjualan yang stabil, apalagi yang naik konsisten.

Kita sering mikir: “Yang penting udah punya akun Instagram, udah bikin website, udah ngiklan di Meta.” Tapi kok penjualan masih segitu-segitu aja, ya?

Nah, di sinilah banyak marketer (termasuk kita semua) perlu recalibrate cara mikir soal digital marketing. Karena strategi digital marketing itu bukan cuma soal hadir di internet, tapi soal bagaimana kita nyampein value ke orang yang tepat, dengan cara yang relevan, dan bikin mereka akhirnya beli.

Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas strategi digital marketing yang emang fokus buat boosting sales. Mulai dari SEO, content marketing, paid ads, email, sampai automation—plus cara ukur performanya biar bisa di-scale-up. Nggak teori doang, tapi praktikal dan bisa langsung dieksekusi.

Siap? Yuk kita gali satu per satu strategi yang bisa bantu bisnis kita naik level

Daftar Isi

  • Mindset Dasar: Marketing = Solusi + Distribusi
  • Strategi Utama Digital Marketing yang Terbukti Ngasih Impact
  • Data is King: Jangan Asal Jalan, Harus Diukur
  • Kesalahan Umum yang Sering Dilakuin Marketer
  • Penutup: Ayo Action, Jangan Cuma Wacana

Mindset Dasar: Marketing = Solusi + Distribusi

Sebelum kita masuk ke teknis strategi, coba deh kita reframe dulu cara pandang soal marketing. Banyak marketer (dan pebisnis juga) yang fokusnya langsung ke tools dan channel: “Harus ngiklan di Google!”, “Bikin konten viral di TikTok!”, “Bangun followers di IG!”

Padahal, marketing itu dasarnya simpel: menyediakan solusi, lalu mendistribusikannya ke orang yang tepat.
Yes, sesederhana itu. Tapi praktiknya? Lumayan kompleks, bro 😄

Kita nggak bisa asal ngejual produk tanpa tahu siapa yang butuh, kenapa mereka butuh, dan apa yang bikin mereka percaya sama kita. Di sinilah peran digital marketing yang sebenarnya: ngasih value, membangun trust, dan mengarahkan orang buat ambil aksi.

Kenalan Dulu Sama Funnel

Coba bayangin funnel digital marketing sebagai jalur tempuh calon customer:

  1. Awareness → Mereka tahu keberadaan brand/produk kita
  2. Consideration → Mulai tertarik, cari tahu lebih dalam
  3. Conversion → Siap beli dan akhirnya jadi customer

Masalahnya? Banyak yang langsung ngincer tahap ke-3 alias “CONVERT SEKARANG JUGA!”
Padahal, orang beli itu karena percaya, bukan cuma karena lihat harga diskon.

Jadi, sebelum kita mikir channel mana yang paling oke, kita harus paham dulu di mana posisi audiens kita dalam funnel. Karena beda tahap, beda pendekatan. Dan kalau kita bisa bantu mereka naik level dari satu tahap ke tahap berikutnya, di situlah strategi digital marketing kita mulai menghasilkan penjualan.

Perlu baca juga:  10+ Cara Menulis Artikel SEO Friendly Paling Lengkap dan Mudah Dipahami

Strategi Utama Digital Marketing yang Terbukti Ngasih Impact

1. SEO: Bikin Bisnismu Ketemu Saat Orang Lagi Cari

Pernah nggak kepikiran bahwa orang yang ngetik “jasa digital marketing Jakarta” atau “beli sepatu sneakers original” itu sebenernya lagi dalam mode siap beli?

Nah, di sinilah SEO punya peran penting. Strategi ini bikin website atau content kita muncul di hasil pencarian Google tepat saat audiens lagi butuh solusi.

Apa yang bisa kita lakukan?

  • Riset keyword yang punya buyer intent, bukan cuma keyword dengan volume tinggi.
  • Optimasi on-page (judul, struktur konten, internal link, dll.)
  • Bangun backlink berkualitas buat naikin otoritas domain
  • Local SEO kalau kita main di pasar lokal (Google Business Profile, review, dsb.)

SEO itu emang bukan strategi yang hasilnya instan. Tapi kalau udah mulai jalan, dia bisa jadi sumber traffic dan penjualan yang stabil banget dalam jangka panjang.

2. Content Marketing: Edukasi Dulu, Baru Closing

Kita nggak bisa jualan ke orang yang belum ngerti kenapa mereka butuh produk kita. Di sinilah peran content marketing: ngasih value duluan, baru ajak beli.

Misalnya, lo jualan software CRM buat UKM. Daripada langsung bilang “Beli CRM kami sekarang juga!”, lebih powerful kalau kita bikin konten kayak:

  • “Kenapa Banyak UKM Gagal Nurture Leads?”
  • “Cara Meningkatkan Retensi Customer dengan CRM”
  • Atau e-book gratis “Panduan CRM untuk Pemula”

Lalu, content ini bisa dikombinasikan sama lead magnet, email nurturing, dan ujungnya… ya, penjualan.

Content marketing juga bisa bentuknya:

  • Blog post SEO-friendly
  • Video YouTube
  • Podcast
  • Carousel di Instagram
  • Webinar edukatif

Yang penting: fokus pada masalah audiens, bukan jualan produk.

3. Email Marketing: Channel “Receh” Tapi Nendang

Banyak yang ngeremehin email marketing. Padahal ini salah satu channel paling convertible kalau dimanfaatin dengan tepat.

Kenapa? Karena email itu personal. Langsung masuk ke inbox, dan kalau pesannya relevan, bisa bikin orang klik (dan beli!).

Tips:

  • Segmentasi list berdasarkan interest, behavior, atau tahapan funnel
  • Jangan cuma blast promo, tapi juga kasih konten edukatif, tips, insight
  • Gunakan automation buat follow-up: welcome series, abandoned cart, upsell

Ingat: kita bukan ngejar open rate, tapi ngasih pengalaman yang bikin orang mau klik dan ambil aksi.

4. Paid Ads: Gaspol Tapi Terukur

Kalau lo butuh hasil cepat, paid ads bisa jadi jalannya. Tapi bukan asal boost post, ya 😅

Strategi iklan digital harus dirancang dengan jelas:

  • Target audience → siapa yang kita tuju?
  • Creative & copy → apakah pesannya resonate?
  • Funnel iklan → cold audience vs retargeting vs konversi
Perlu baca juga:  Cara Optimasi Pinterest Untuk Meningkatkan Visitor Blog

Contoh:

  • Cold traffic → kasih video edukatif
  • Warm audience → kasih testimonial atau demo
  • Hot lead → langsung dikasih promo atau CTA beli

Dan jangan lupakan: landing page matters. Jangan sampai iklannya keren, tapi page-nya nggak meyakinkan atau loading-nya lelet.

5. Social Media Strategy: Bukan Cuma Post Doang

Social media bukan etalase digital. Tapi tempat buat bangun hubungan dan interaksi real-time.

Agar strategi social media lo ngasih impact ke penjualan:

  • Pahami konten mix: edukasi, entertain, testimoni, behind-the-scenes, soft sell
  • Bangun komunitas, bukan sekadar follower
  • Manfaatkan fitur interaktif: polling, Q&A, live session

Dan yang paling penting: respon cepat + human touch. Karena orang beli ke brand yang mereka suka & percaya.

6. Marketing Automation: Efisiensi yang Menghasilkan

Kalau semua dijalanin manual, bisa burnout. Di sinilah automation bantu kita kerja lebih cerdas, bukan lebih keras.

Contoh implementasi:

  • Autoresponder buat leads baru
  • Chatbot buat jawab pertanyaan umum
  • Lead scoring buat tahu siapa yang paling siap beli
  • Workflow email buat nurturing otomatis

Tools kayak HubSpot, ActiveCampaign, Mailchimp, bahkan WhatsApp Business API bisa bantu proses ini jadi seamless.

Data is King: Jangan Asal Jalan, Harus Diukur

Data is King Jangan Asal Jalan, Harus Diukur
Data is King Jangan Asal Jalan, Harus Diukur

Strategi udah keren, konten udah jalan, ads udah lari… tapi kok masih nggak jelas mana yang benar-benar ngasih impact?

Nah, di sinilah pentingnya data dan analitik. Tanpa itu, semua yang kita lakuin cuma asumsi.

Kenapa Perlu Data?

Karena kita butuh fakta, bukan perasaan.
Kadang kita ngerasa campaign kita “kayaknya bagus”, tapi pas dicek datanya… ternyata audience nggak engage, CTR jeblok, atau bounce rate tinggi.

Dengan data, kita bisa:

  • Lihat mana channel yang paling menghasilkan
  • Evaluasi konten atau iklan mana yang paling convert
  • Optimasi funnel berdasarkan insight real-time
  • Hindari buang budget buat strategi yang nggak works

Tools yang Bisa Dipakai

  • Google Analytics 4 → lacak traffic, behavior, conversion
  • Meta Ads Manager → lacak CTR, cost per result, ROAS
  • Hotjar / Microsoft Clarity → lacak heatmap, click pattern, user session
  • CRM Tools (HubSpot, Zoho, dll.) → pantau journey dan engagement leads

Metode Dasar yang Perlu Kita Pantau:

  • CTR (Click Through Rate) → seberapa menarik iklan/konten kita
  • Conversion Rate → dari 100 orang, berapa yang beneran beli?
  • CAC (Customer Acquisition Cost) → berapa biaya rata-rata dapat satu customer?
  • LTV (Lifetime Value) → berapa nilai customer selama mereka stay?
  • ROI (Return on Investment) → profit vs biaya campaign

Tracking ini nggak harus langsung kompleks. Yang penting, ada sistem untuk ngukur, ada waktu rutin untuk evaluasi, dan ada keputusan berbasis data setiap bulan.
Baru deh kita bisa tahu strategi mana yang perlu di-scale, mana yang harus di-cut off.

Kesalahan Umum yang Sering Dilakuin Marketer

Mau strategi lo secanggih apapun, kalau eksekusinya salah arah… ya hasilnya tetap nggak maksimal. Nah, berikut beberapa kesalahan klasik yang masih sering kita lihat, bahkan dilakukan sama brand gede sekalipun:

Perlu baca juga:  Sekilas Tentang Jasa Digital Marketing

1. Fokus ke Vanity Metrics, Bukan Bisnis Metrics

Like, view, follower naik terus… tapi penjualan gitu-gitu aja?

Ini sering kejadian. Banyak yang keburu puas lihat engagement tinggi, padahal nggak ada impact nyata ke revenue.
Solusinya? Ubah fokus ke metrik yang relevan: leads, conversion rate, CAC, LTV, ROI.

2. Nggak Ngerti Customer Journey

Langsung lempar promo ke audience yang baru kenal brand kemarin sore?
Ya wajar kalau konversinya rendah 😅

Banyak campaign gagal karena nggak memperhatikan tahapan audiens dalam funnel. Cold traffic perlu edukasi dulu, bukan hard selling.
Ingat: pendekatan ke “orang baru” sama “orang yang udah suka” itu beda!

3. Terlalu Banyak Channel, Nggak Ada yang Fokus

Punya semua akun: Instagram, TikTok, LinkedIn, YouTube, email… tapi semuanya setengah-setengah.
Ini kayak ngurus 5 ladang sekaligus, tapi nggak ada yang panen.

Lebih baik pilih 2–3 channel yang cocok dengan audiens lo, dan all-in di sana. Baru setelah perform, bisa scale ke channel lain.

4. Kontennya Jualan Terus, Nggak Ada Value

Kalau setiap postingan isinya “Diskon 50%!”, “Order sekarang!”, “Buruan beli!”, ya… lama-lama orang bosan dan unfollow.
Content marketing itu bukan soal push product, tapi pull interest.
Value dulu, jualan belakangan.

5. Nggak Konsisten + Gampang Nyerah

Ini salah satu pembunuh utama. Banyak strategi belum sempat kelihatan hasilnya, eh udah diubah total. Atau berhenti karena “nggak langsung dapet ROI”.

Digital marketing itu maraton, bukan sprint. Butuh waktu buat build audience, test, dan optimize. Tapi hasilnya bisa jadi game changer kalau kita sabar & konsisten.

Nah, kalau udah tahu kesalahannya, harapannya kita bisa lebih mindful dalam eksekusi. Ingat: bukan strategi yang salah, tapi cara kita ngejalaninnya.

Penutup: Ayo Action, Jangan Cuma Wacana

Teman-teman marketer, setelah bahas panjang lebar soal strategi digital marketing yang bisa ningkatin penjualan, satu hal yang paling penting adalah: eksekusi.

Banyak dari kita yang udah tahu teorinya, udah ikut webinar sana-sini, baca artikel, bahkan nonton course. Tapi… belum ngapa-ngapain.
Nah, mulai sekarang, ubah mindset dari planning mode ke action mode.

Mulai dari satu strategi dulu yang paling relevan buat bisnis kalian:

  • Mungkin SEO kalau targetnya long-term
  • Mungkin ads kalau butuh penjualan cepat
  • Mungkin content kalau fokus bangun trust

Uji, ukur, revisi, dan ulangi. Digital marketing bukan satu kali setup, tapi proses yang terus berkembang.

Follow on Telegram
Share. Facebook Twitter LinkedIn Telegram Copy Link
Previous ArticleLaris Manis Berjualan di Tokopedia dengan Teknik SEO
Next Article 15 Kelebihan Beriklan di Facebook untuk Bisnis
Avatar untuk Habib Hidayat
Habib Hidayat
  • Website
  • LinkedIn

Praktisi digital marketing yang berpengalaman lebih dari 6 tahun di bidang B2B marketing, SEO, Social Media Marketing, Email Marketing, Website marketing dan masih banyak lagi.

Artikel Terkait

Marketing Umum

Apa Itu CPA (Cost Per Action)? Pengertian dan Cara Kerjanya

Maret 29, 2025Habib Hidayat19 Views
Marketing Umum

Apa Itu CPM? Panduan Lengkap untuk Pemula

Maret 23, 2025Habib Hidayat44 Views
Marketing Umum

Apa Itu CRM? Pengertian, Manfaat, dan Cara Kerjanya

Maret 16, 2025Habib Hidayat42 Views

Artikel Terbaru

Apa Itu Conversion Rate Optimization? Dasar, Manfaat, dan Cara Menerapkannya

April 2, 2025

Apa Itu Drip Marketing? Pengertian dan Manfaatnya untuk Bisnis

Maret 30, 2025

Apa Itu CPA (Cost Per Action)? Pengertian dan Cara Kerjanya

Maret 29, 2025

Apa Itu CPM? Panduan Lengkap untuk Pemula

Maret 23, 2025

Kategori

Affiliate Marketing B2B Marketing Content Marketing E-Commerce Marketing Email Marketing Marketing Umum Paid Marketing SEO Social Media Marketing Tips Blog & Copywriting Uncategorized Video Marketing Website Marketing

Recent Posts

  • Apa Itu Conversion Rate Optimization? Dasar, Manfaat, dan Cara Menerapkannya
  • Apa Itu Drip Marketing? Pengertian dan Manfaatnya untuk Bisnis
  • Apa Itu CPA (Cost Per Action)? Pengertian dan Cara Kerjanya
  • Apa Itu CPM? Panduan Lengkap untuk Pemula
  • Apa Itu Display Ads? Panduan Lengkap untuk Pemula

Recent Comments

  1. Ryan Diyantara mengenai Pahami Fungsi Penting dan Manfaat Customer Relationship untuk Kemajuan Bisnis Anda
  2. Habib Hidayat mengenai Strategi Sukses Digital Marketing Untuk Bisnis Restoran
  3. Nurul Huda mengenai Strategi Sukses Digital Marketing Untuk Bisnis Restoran
  4. Habib Hidayat mengenai Cara Optimasi Lazada untuk Meningkatkan Penjualan
  5. femi mengenai Cara Optimasi Lazada untuk Meningkatkan Penjualan

Archives

  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Januari 2021
  • November 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Agustus 2019
  • Juli 2019

Categories

  • Affiliate Marketing
  • B2B Marketing
  • Content Marketing
  • E-Commerce Marketing
  • Email Marketing
  • Marketing Umum
  • Paid Marketing
  • SEO
  • Social Media Marketing
  • Tips Blog & Copywriting
  • Uncategorized
  • Video Marketing
  • Website Marketing
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • Kerjasama
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Peta Situs
© 2025 Habib Hidayat

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.