Pernah nggak kalian scroll sebuah website atau lihat iklan, lalu tiba-tiba ada tombol yang bikin pengen ngeklik? Misalnya, “Dapatkan Penawaran Sekarang!” atau “Coba Gratis 7 Hari!” Nah, itulah yang disebut Call-to-Action atau CTA.
CTA bukan sekadar teks atau tombol biasa—ini adalah senjata utama dalam pemasaran digital. Kalau dipasang dengan strategi yang tepat, CTA bisa mengubah pengunjung pasif jadi pelanggan aktif, meningkatkan engagement, dan tentu saja, mendongkrak konversi.
Menurut data dari HubSpot, personalized CTAs dapat meningkatkan conversion rate hingga 202% dibandingkan dengan CTA standar. Itu artinya, tanpa CTA yang efektif, kalian bisa kehilangan banyak peluang emas untuk mengonversi traffic jadi leads atau sales.
Jadi, bagaimana cara kerja CTA? Kenapa ini krusial dalam digital marketing? Yuk, kita kupas lebih dalam!
Pengertian Call-to-Action (CTA)
Call-to-Action atau CTA adalah elemen penting dalam digital marketing yang berfungsi mengarahkan audiens untuk melakukan tindakan tertentu. CTA bisa berupa tombol, hyperlink, atau teks ajakan seperti “Beli Sekarang”, “Download Ebook”, atau “Coba Gratis 7 Hari”.
CTA yang efektif dapat secara signifikan meningkatkan tingkat konversi. Menurut WiserNotify, CTA yang jelas dan spesifik dapat meningkatkan conversion rate hingga 161%. Sementara itu, studi dari Top Notch Dezigns menyebutkan bahwa menempatkan CTA di bagian bawah halaman produk bisa meningkatkan konversi hingga 70%.
Jenis-Jenis Call-to-Action (CTA)
CTA hadir dalam berbagai bentuk dan tujuan. Memilih jenis CTA yang tepat bisa membuat strategi marketing lebih efektif. Berikut adalah beberapa kategori CTA yang umum digunakan:
1. CTA Berdasarkan Tujuan
Lead Generation → CTA ini bertujuan mengumpulkan data leads, misalnya:
- “Download Ebook Gratis”
- “Dapatkan Konsultasi Gratis”
Sales/Transaction → Mendorong pengguna untuk melakukan pembelian atau transaksi, contoh:
- “Beli Sekarang & Dapatkan Diskon 20%”
- “Pesan Sekarang, Stok Terbatas!”
Engagement → Mengajak audiens untuk berinteraksi lebih jauh dengan konten:
- “Bagikan ke Media Sosial”
- “Tinggalkan Komentar di Bawah!”
Form Submission → Meminta pengguna mengisi formulir, misalnya:
- “Daftar Sekarang”
- “Gabung dengan Kami!”
Customer Support → Memudahkan pengguna menghubungi layanan pelanggan:
- “Chat dengan Kami Sekarang!”
- “Hubungi Customer Service”
2. CTA Berdasarkan Format
Teks Hyperlink → CTA berbentuk teks yang disisipkan dalam konten, misalnya “Pelajari lebih lanjut di sini” yang mengarahkan ke halaman lain.
Tombol CTA → CTA paling umum dalam bentuk tombol dengan warna mencolok seperti “Coba Gratis 7 Hari” atau “Dapatkan Promo Sekarang”.
Banner atau Pop-up CTA → CTA dalam bentuk banner yang muncul di website, sering digunakan untuk promo eksklusif atau form langganan email.
Sticky CTA → CTA yang tetap muncul di layar saat pengguna scroll, biasanya di bagian bawah halaman.
Setiap jenis CTA punya fungsinya masing-masing. Gunakan sesuai dengan kebutuhan strategi marketing kalian!
Peran dan Manfaat CTA dalam Digital Marketing
CTA bukan sekadar elemen tambahan, tapi komponen strategis dalam setiap campaign digital marketing. Berikut beberapa peran dan manfaatnya:
1. Memandu User untuk Bertindak
Tanpa CTA, pengunjung sering kali bingung harus melakukan apa selanjutnya. CTA yang jelas mengarahkan mereka ke langkah berikutnya, baik itu melakukan pembelian, mendaftar, atau membaca konten lebih lanjut.
2. Meningkatkan Conversion Rate
CTA yang persuasif terbukti dapat meningkatkan konversi. Menurut studi Top Notch Dezigns, CTA yang ditempatkan di bagian bawah halaman produk bisa meningkatkan konversi hingga 70%.
3. Mempermudah User Journey
Setiap website atau landing page memiliki flow tertentu. CTA membantu pengguna melewati setiap tahap funnel dengan lebih mudah, dari awareness hingga keputusan pembelian.
4. Mendorong Engagement dan Interaksi
CTA tidak hanya tentang konversi penjualan, tetapi juga bisa meningkatkan interaksi dengan brand, seperti mendorong audiens membagikan konten di media sosial, berkomentar, atau berlangganan newsletter.
5. Meningkatkan Efektivitas Retargeting
Data dari interaksi CTA bisa digunakan untuk strategi retargeting. Misalnya, pengguna yang mengklik CTA tapi tidak menyelesaikan transaksi dapat ditargetkan dengan iklan khusus.
6. Mengoptimalkan Pengalaman Pengguna (UX)
CTA yang strategis membuat navigasi website lebih intuitif. Pengguna tidak perlu mencari-cari cara untuk membeli atau mendaftar, karena CTA sudah mengarahkannya dengan jelas.
7. Membangun Urgensi dan FOMO (Fear of Missing Out)
CTA dengan elemen urgensi, seperti “Promo Terbatas!” atau “Hanya 3 Slot Tersisa!”, bisa meningkatkan tindakan impulsif dan mempercepat keputusan pembelian.
8. Meningkatkan Kredibilitas Brand
CTA yang konsisten dengan tone of voice brand akan memperkuat identitas bisnis dan membangun kepercayaan audiens.
CTA bukan hanya tombol biasa, tetapi alat yang dapat mengoptimalkan perjalanan pelanggan, meningkatkan konversi, dan memperkuat strategi marketing secara keseluruhan.
Contoh Call-to-Action yang Efektif
CTA yang sukses bukan hanya menarik perhatian, tetapi juga mendorong audiens untuk bertindak. Berikut beberapa contoh CTA yang telah terbukti efektif di berbagai platform:
1. CTA di Website & Landing Page
- Amazon → “Add to Cart” yang mudah diakses dan mencolok.
- Netflix → “Tonton Gratis 30 Hari” untuk menarik pengguna baru dengan trial.
- Dropbox → “Sign up for free”, memberikan insentif pendaftaran tanpa risiko.
2. CTA di Media Sosial
- Instagram Ads → “Swipe Up to Shop” untuk mendorong pembelian langsung.
- LinkedIn → “Apply Now” pada lowongan kerja untuk meningkatkan konversi perekrutan.
- YouTube → “Subscribe & Turn on Notifications” untuk meningkatkan subscriber.
3. CTA di Email Marketing
- HubSpot → “Download Guide Now” untuk mengarahkan ke lead magnet.
- Spotify → “Upgrade to Premium” dengan CTA personalisasi berbasis riwayat penggunaan.
- E-commerce Brands → “Claim Your Discount Before It’s Gone!” untuk menciptakan urgensi.
4. Studi Kasus Sukses
- Unbounce menemukan bahwa CTA berbasis personalisasi dapat meningkatkan konversi hingga 202%.
- Berkshire Hathaway meningkatkan pendaftaran dengan CTA sederhana “Get a Free Quote”.
CTA yang efektif selalu relevan, jelas, dan memiliki elemen persuasi. Lalu, bagaimana cara membuat CTA yang powerful? Simak tipsnya di bawah ini!
Tips Membuat CTA yang Efektif
Membuat CTA bukan sekadar menaruh tombol dengan teks biasa. CTA yang efektif harus mampu menarik perhatian, meyakinkan audiens, dan mendorong mereka untuk segera bertindak. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Jelas dan Spesifik
Jangan biarkan audiens menebak apa yang akan terjadi setelah mengklik CTA. Gunakan kata-kata yang langsung memberi tahu mereka tindakan yang harus dilakukan, seperti “Unduh Sekarang”, “Daftar Gratis”, atau “Beli Sekarang”. Hindari CTA yang terlalu umum atau membingungkan.
2. Tampilkan Manfaat
Orang akan lebih tertarik mengklik CTA jika mereka tahu apa yang akan didapatkan. Daripada hanya menulis “Klik di Sini”, buatlah lebih menarik dengan menambahkan manfaat yang jelas, seperti “Dapatkan Diskon 20%” atau “Akses Eksklusif Sekarang”.
3. Gunakan Urgensi
FOMO (Fear of Missing Out) adalah trik psikologis yang ampuh dalam marketing. Menambahkan kata-kata seperti “Terbatas Waktu”, “Hanya Hari Ini”, atau “Segera Sebelum Kehabisan” bisa meningkatkan peluang audiens segera mengambil tindakan.
4. Buat CTA Menonjol
Desain CTA harus mencuri perhatian. Gunakan warna kontras dengan elemen lainnya, pastikan ukurannya cukup besar, dan tempatkan di lokasi yang mudah terlihat. Jangan biarkan CTA terselip di tengah-tengah halaman tanpa daya tarik visual.
5. Tulis dengan Bahasa yang Menarik
Gunakan kata-kata yang bisa memancing emosi dan menarik perhatian. Hindari frasa klise seperti “Klik di Sini”. Coba sesuatu yang lebih engaging, seperti “Mulai Perjalanan Anda”, “Coba Gratis Sekarang”, atau “Temukan Solusi Anda di Sini”.
6. Sesuaikan dengan Tujuan
Setiap CTA harus selaras dengan tujuan utama halaman tersebut. Jika tujuannya mengumpulkan leads, gunakan “Daftar untuk Mendapatkan Update”. Jika ingin meningkatkan penjualan, CTA seperti “Tambahkan ke Keranjang” lebih efektif.
7. Lakukan A/B Testing
Tidak ada CTA yang langsung sempurna. Uji beberapa variasi teks, warna, dan desain untuk melihat mana yang menghasilkan konversi terbaik. Data dari A/B testing akan membantu mengoptimalkan CTA agar lebih efektif.
8. Posisi yang Tepat
Penempatan CTA sangat berpengaruh pada performanya. Pastikan CTA berada di lokasi yang mudah ditemukan, seperti:
- Bagian atas halaman (above the fold).
- Setelah menjelaskan manfaat utama produk atau layanan.
- Bagian bawah setelah konten utama untuk mengajak audiens bertindak.
CTA yang kuat tidak hanya menarik perhatian tetapi juga mengarahkan audiens ke langkah berikutnya dalam customer journey mereka. Tapi ada juga kesalahan umum yang sering terjadi dalam pembuatan CTA. Yuk, cek di bawah ini agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama!
Kesalahan yang Harus Dihindari dalam CTA
CTA yang kurang efektif bisa membuat audiens bingung atau bahkan mengabaikannya. Berikut beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:
1. CTA Tidak Jelas atau Membingungkan
CTA yang terlalu umum, seperti “Klik di Sini”, tidak cukup memberi arahan. Pastikan CTA jelas dan spesifik, misalnya:
✅ “Dapatkan E-book Gratis”
✅ “Mulai Coba Gratis 7 Hari”
2. Kurang Menonjol
Kalau CTA terlalu kecil atau warnanya menyatu dengan elemen lain, audiens bisa saja melewatkannya. Gunakan warna kontras dan ukuran yang cukup besar agar lebih mencolok.
3. Terlalu Banyak CTA dalam Satu Halaman
Terlalu banyak pilihan justru bisa membingungkan audiens. Sebaiknya fokus pada satu CTA utama atau gunakan maksimal dua CTA yang saling mendukung, misalnya:
✅ “Beli Sekarang” & “Coba Gratis”
4. CTA Tidak Mencerminkan Urgensi
Tanpa urgensi, audiens bisa menunda tindakan. Tambahkan kata-kata seperti:
✅ “Promo Berakhir Hari Ini!”
✅ “Hanya Tersedia untuk 50 Pendaftar Pertama”
5. Kurang Menawarkan Manfaat
Orang butuh alasan untuk mengklik CTA. Jangan hanya menulis “Submit”, lebih baik gunakan sesuatu yang lebih menarik, seperti “Dapatkan Penawaran Sekarang!”.
6. Posisi CTA yang Tidak Strategis
CTA yang tersembunyi atau terlalu jauh di bawah bisa membuatnya terlewat. Posisikan di tempat strategis, misalnya:
- Bagian atas halaman (above the fold).
- Setelah menjelaskan manfaat utama.
- Di dalam konten utama atau sticky banner.
7. Kalimat CTA Terlalu Panjang
CTA harus singkat dan langsung ke intinya. Misalnya:
❌ “Klik tombol ini untuk mendapatkan diskon 50% dan menikmati promo spesial untuk pelanggan baru.”
✅ “Dapatkan Diskon 50% Sekarang!”
8. Tidak Mengoptimalkan untuk Mobile
Banyak pengguna mengakses website lewat smartphone. Pastikan tombol CTA cukup besar dan mudah diklik di layar ponsel.
9. Tidak Melakukan A/B Testing
Tanpa pengujian, sulit mengetahui CTA mana yang paling efektif. Coba variasi teks, warna, atau posisi CTA untuk melihat mana yang memiliki conversion rate terbaik.
Kesalahan ini bisa menghambat performa CTA dan menurunkan tingkat konversi. Sekarang, mari kita simpulkan bagaimana CTA yang efektif bisa meningkatkan hasil marketing digital!
Kesimpulan
Call-to-Action (CTA) adalah elemen penting dalam strategi marketing digital yang bisa secara langsung mempengaruhi tingkat konversi dan engagement audiens. CTA yang efektif harus jelas, menonjol, menawarkan manfaat, serta ditempatkan secara strategis di dalam halaman.
Dengan menerapkan CTA yang kuat, bisnis bisa meningkatkan leads, penjualan, dan interaksi pelanggan. Jangan lupa untuk selalu melakukan A/B testing agar menemukan versi CTA yang paling optimal.
Sekarang saatnya kalian mulai mengevaluasi dan mengoptimalkan CTA di website atau campaign marketing kalian!